Kehebatan Strategi Sultan Muhammad Al-Fatih (3) | Al-Fatih School of Leaders

Kehebatan Strategi Sultan Muhammad Al-Fatih (3)

Oleh  : Ust. H. Dwi Fahrial ,  Founder Al-Fatih Foundation.    Strategi dalam sebuah peperangan adalah keniscayaan. Bukan sekeda...


Oleh  : Ust. H. Dwi Fahrial Founder Al-Fatih Foundation.  

Strategi dalam sebuah peperangan adalah keniscayaan. Bukan sekedar untuk meraih kemenangan dengan mengalahkan lawan, tapi yang lebih penting adalah strategi itu tetap menjaga adab dan rasa kemanusiaan. Maka sejak awal masa pertumbuhananya, Islam telah mengajarkan pentingnya adab dalam sebuah peperangan.

Strategi itu berkembang mengikuti laju pasukan Muslim menaklukan daerah-daerah Utara dan Selatan, Timur dan Barat. Strategi yang bertumbuh dengan semangat tauhid sehingga melumpuhkan pasukan yang  jumlahnya lebih besar, persenjataan lebih banyak dan pengalaman lebih lama, dua super power saat itu, Romawi dan Persia.

Muhammad Al-Fatih adalah salah seorangnya. Panglima perang dengan strategi luar biasa. Dan ini menjadi kunci kemenangan dalam menaklukan KOnstantinopel, yakni merancang startegi militer yang tidak biasa.
 
Pertama, membuat meriam dengan ukuran lebih besar. Teknologi persenjataan saat itu hanya mampu membuat merim dengan ukuran kecil. Ukuran seperti itu selain daya jangkaunya terbatas, juga tidak mampu menghancurkan tembok KOnstantinopel yang terkenal tebal dan kokoh. Maka dibutuhkan meriam dengan size jauh lebih besar. Dan Al-Fatih mendobrak keterbatasan teknologi dengan ide cerdasnya.

Dimintalah Orban, seorang seniman senjata dari Hungaria, membuat 69 meriam. Semua berukuran besar, rata-rata panjangnya 4,2 meter, dan yang terbesar sebuah meriam raksasa : panjang 8,2 meter, diameter lubang 70 cm, berat 18 ton, Berat peluru 600-700 kg, namanya ; Muhammed's Great Gun. 

Kedua, membuat menara kayu. Mari kita dengan komentar seseorang yang melihat sendiri menara itu dibuat. “Menara ini dibuat dengan bentuk sedemikian rupa sehingga seorangpun tidak ada yang mempercayai bahwa bangunan semacam itu bisa dibuat dan tidak pernah pekerjaan seperti ini dilakukan sebelumnya oleh kaum Muslim, tidak dengan konstruksi sehebat ini. Sebenarnya aku bisa menjamin kepadamu, seandainya seluruh kaum kristen berusaha untuk membuat  menara sebesar ini, mereka tidak akan bisa melakukannya meski dalam waktu satu bulan, tapi kaum  Muslim melakukannya hanya dalam waktu semalam.  Menara yang mengagumkan ini berjarak sepuluh langkah dari kami, dan di tembok kami berkumpul pasukan  bersenjata yang terpukau dengan menara ini. Walau aku mengatakan menara ini dibuat dalam waktu semalam, sebenarnya menara itu dibuat hanya dalam waktu kurang dari beberapa jam saja. Mereka membuatnya dengan kecepatan tinggi  sehingga pasukan pengawas ditembok  tidak menyadari  apa yang tengah dibuat pasukan Muslim. Sampai pagi hari ketika mereka melihatnya dan mereka sangat takut dengan apa yang mereka lihat.” (Barbaro, Sejarawan Byzantium) 

Ketiga, memindahkan 72 kapal dari Galata ke teluk Tanduk Emas. Startegi inilah yang membuat Muhammad Al-Fatih mencuat di antara yang lain. Secara jujur banyak pihak yang mengakui kejeniusan Al-Fatih melakukan hal itu. 

“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini, Muhammad Al-Fatih telah merubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi  apa yang pernah dilakukan oleh Alexander The Great.” (Sejarawan Byzantium) 

“Sebuah pemandangan yang sangat luarbiasa untuk disaksikan. Kapal-kapal itu ditarik melalui jalan darat, seolah-olah sedang berlayar di lautan, lengkap dengan awak, layar dan seluruh perlengkapannya.” (Kritovoulos, sejarawan Yunani) 

“Itu adalah sebuah pencapaian yang menakjubkan dan strategi bermutu tinggi dari taktik pertempuran laut.” (Melissenos, Yunani) 

Keempat, menggali terowongan bawah tanah. Karena sedemikian kuat dan tebalnya tembok benteng, sehingga upaya lain yang dilakukan adalah menggali lobang tembus dari bawah benteng. Pekerjaan itu sendiri menunjukan kehebatan dan keteguhan tentara Al-Fatih, karena dalam waktu cepat mampu membuat beberapa terowongan bawah tanah dan menembus melewati benteng ke tengah kota.  Upaya ini meski mengalami kegagalan, tetapi telah cukup banyak menelan korban dari pihak lawan. 

Kelima, memanfaatkan fenomena alam. Ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa Daulah Turki Utsmani, dan hal itu memungkinkan pihak Utsmani mengetahui akan terjadinya gerhana Bulan. Maka serangan ke KOnstantinopel dipilih waktu yang berdekatan dengan waktu akan terjadinya gerhana Bulan, dimana penduduk KOnstantiopel masih melihatnya tidak dari sisi ilmu pengetahuan tapi dari sisi takhayul dan khurafat. 

“Pada satu malam, 22 Mei 1453, saat pengepungan Konstantinopel berlangsung 47 hari, dan kedua pihak mengalami keletihan luar biasa, terlihat fenomena alam berikut : satu jam setelah matahari terbenam bulan mulai memanjat langit yang seharusnya berbentuk purnama. Namun ia tampak seperti bulan sabit berusia tiga hari, saat itu langit jernih bagai kristal. Bulan sabit itu bertahan selama 4 jam. Dan perlahan bertambah hingga penuh menjadi Purnama.” (Barbaro, Sejarawan Byzantium)

Saat itu, masyakat Eropa masih dikuasai takhayul dan khurafat. Mereka tidak bisa menjelaskan fenomena alam dengan pendekatan ilmu pengetahuan, kecuali meyakini mitos sebagai ramalan buruk akan jatuhnya Konstantinopel dan menangnya  Turki Utsmani. Maka lengkaplah penyakit pemikiran masyarakat Byzantium. Benarlah seperti kata bijak, bahwa, ketakutan adalah akumulasi dari ketidaktahuan, dan takhayul adalah efek serius dari kemiskinan ilmu.

Kondisi itu hanya menyempurnakan semakin melemahnya pertahanan Konstantinopel.  Sehingga Muhammad Al-Fatih memutuskan melakukan serangan umum pada tanggal 29 Mei 1453. Satu hari sebelum penyerangan, 28 Mei pada hari Senin, seluruh tentara diintruksikan beristirahat sambil melakukan ibadah untuk taqorub ilallah, seperti saum sunnah, tahajud, membaca Al-Quran dan berdoa, memohon pertolongan dan kemenangan dari Allah SWT.

Rancalege, Maret 2015

Related

Spirit Al-Fatih 4872028997803310595

Posting Komentar

emo-but-icon

TESTIMONI




Jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu yang kami rasakan saat kunjungan pertama ke Al-Fatih Dago awal 2015 lalu. Suasana yang sejuk, asrama yang nyaman, SDM yang berpengalaman, dan konsep sekolah yang beda dengan boarding school lainnya. Insya Allah dari Al-Fatih akan lahir banyak pemimpin yang luar biasa. (Doddy, Ayahanda Giri Fadhlan, Jakarta)


Al-Fatih membuat suasana yang terbatas menjadi sangat nyaman yang membuat anak-anak senang. Al-Fatih sungguh memperhatikan dan mengutamakan ilmu bagi anak muridnya. Saya sangat bangga dan puas menitipkan anak saya di Al-Fatih. Saya yakin Al-Fatih ke depan akan jadi sekolah hebat. (Seno, Ayahanda Farras , Bekasi)


Saya dan anak saya sudah keliling pesantren untuk tempat anak saya mendapat ilmu. Dan saya berikan anak saya kebebasan memilih sendiri pesantren mana yang cocok. Sangat tepat Ia memilih Al-Fatih, dan saya-pun nyaman menitipkan anak setelah mengetahui kualitas para pengelolanya. Tidak diragukan lagi. (Seno, Ayahanda Farras, Bekasi)


Al-Fatih menawarkan konsep untuk fokus mencetak pemimpin muslim masa depan. Dimana pembentukan karakter pemuda Muslim yang jujur, amanah, mandiri, setia kawan, dan pemberani lebih diutamakan dibandingkan prestasi akademik tapi kering hati. Kami juga tidak kesulitan berkomunikasi dengan Ananda maupun asatidznya. Kegiatan Santri selalu mendapat pengawasan dan pendampingan. Cara pemberian sanksi sungguh adil dan proporsional. Kami bersemangat menjadi bagian dari perjalanan Al-Fatih dalam mendidik para calon pemimpin. (Seni Sanusi, Ibunda Kemal, Depok)


Kami browsing dan survey ke beberapa boarding school, ada saja ganjanlannya. Jauh banget..,mahal banget.., konservatif banget.., tempatnya ga represent banget.., penerimaannya unhospitality banget…, selalu ga sreg..! Dan atas qodarallah, kami sangat bersukur dan cocok saat bertemu Al-Fatih Dago. Penerimaan yang ramah, sabar, penyampaian visi misi yang jujur dan… on detil. (Dewi Camellia, Ibunda Rasyad, Bandung)


Saat membaca nama Al-Fatih di brosur-nya, saya sudah tertarik. Bagi saya nama Al-Fatih sangat istimewa, akrab dan cocok sekali untuk nama sekolah. Apalagi ditambah brand-nya sebagai School of Leader,sekolah para pemimpin. Saya rasa sangat sangat tepat bernilai jual. Setelah saya cari informasi siapa pengelolanya, saya semakin yakin dan tidak ragu-ragu lagi. Mereka berpengalaman mengelola lembaga dengan system boarding school. (Ahmad Guhir, Ayahanda Salim, Kupang, NTT)


Al-Fatih mungkin bukan yang terbaik. Karena ada banyak boarding school yang lebih besar dan fasilitas lebih lengkap. Tapi bagi anak kami, Al-Fatih adalah pilihan terbaik untuk menempa jiwa kepemimpinan dan berakhlak islam. (Lusiana, Bunda Adnan, Bekasi)


Setelah survey beberapa sekolah boarding school akhirnya kami memilih Al-Fatih School of Leaders di Dago. Dan setelah beberapa waktu, kami benar-benar merasakan bahwa itu pilihan tepat. Never choise the other you have to choice Al-Fatih. (Herry Fernando, Ayahanda Gilbrano, Jakarta)


Al-Fatih? Pokoke T.O.P bgt. Bukan sekolah biasa. Apa yang saya cari dan tidak saya temukan di sekolah umumnya, saya dapatkan di sini. Kreatif, inovatif, menyenangkan dan menantang. Sukses selalu buat Al-Fatih. (Ammy, Bunda Syamil, Jakarta)


Setelah survey dan mengetahui pengelolanya adalah para pionir di lembaga sebelumnya, kami berketetapan hati untuk memilih Al-Fatih. Terbukti bukan hanya janji, kegiatan dan aktivitas pembelajaran di Al-Fatih sangat variatif dan inspiratif untuk menyiapkan calon para pemimpin generasi emas. Aamin. (Yeni Maryam, Ibunda Izzan, Tangerang)


Saya mendapat info dari teman, bahwa Al-Fatih School of Leaders didirikan oleh mereka yang berpengalaman dalam pendidikan dengan sistem boarding school. Oleh karena itu Saya percaya di Al-Fatih anak kami akan mendapatkan pendidikan yang terbaik untuk bekal kehidupannya di Dunia dan Akhirat. (Ibunda Alim, Bandung)


Anak saya yang memutuskan sendiri untuk masuk ke Al-Fatih School of Leaders. Dia menolak untuk melanjutkan survey ke sekolah lain. Itu menggembirakan saya karena pencariannya sudah berhenti, ia sudah menemukan sekolah yang benar-benar cocok. Masalahnya, ia ingin sekolah yang dipilihnya sesuai dengan cita-citanya kelak, Karena cita-citanya menjadi presiden. (Widodo, Ayahanda Sholah, Bekasi)


Saya semakin yakin dengan pilihan anak saya meski awalnya sempat ragu. Namun setelah berjalan sejauh ini saya percaya Al-Fatih pantas diandalkan untuk mencetak pemimpin masa depan. Be stronger be higher . (Fatmah Hanum, Ibunda Sholah, Bekasi)


Kualitas, Fasilitas, Biaya dan Pengelola… itu yang menjadi pertimbangan kami memilih sekolah. Lalu kami putuskan bergabung bersama Al-Fatih mencetak para pemimpin masa depan. Anak saya-pun bersemangat menjadi bagian school of leaders Al-Fatih. Semoga Allah memberi petunjuk dan kekuatan untuk segenap civitas Al-Fatih. Barokallahu lakum. (Yan Yan, Ayahanda Afnan, Tangerang)


Kami punya mimpi, anak kami kelak menjadi pemimpin yang mewarnai peradaban dengan akhlak dan kebaikan. Dan kami yakin, Al-Fatih mampu mengantarkan putra kami mewujudkan mimpi itu. (Yuli Rachmatiah , Ibunda Ghiyats, Bandung)

Terbaru

Komentar

AGENDA SEKOLAH

1 Januari - 31 Maret 2018
Penerimaan Santri Baru Al-Fatih

13 - 14 Januari 2018
Safari Masjid - Al-Fatih Generation

Temukan Kami Di Facebook

Total Tayangan Halaman

item