Kehebatan Strategi Sultan Muhammad Al-Fatih (2)
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial , Founder Al-Fatih Foundation. Peperangan ini adalah salah satu peperangan terbesar dalam sejarah. ...
https://alfatihschool.blogspot.com/2015/03/kehebatan-strategi-sultan-muhammad-al_94.html
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial, Founder Al-Fatih Foundation.
Peperangan ini adalah salah satu peperangan terbesar dalam sejarah. Kekokohan benteng KOnstantinopel belum terkalahkan. Maka sudah bisa dipastikan betapa besarnya upaya dan usaha Sultan Muhammad Al-Fatih untuk menaklukannya. Sejak dilantik sebagai Sultan saat berusia 19 tahun, Al-Fatih sudah mencanangkan bahwa program terbesarnya, menyiapkan startegi detail penyerangan ke KOnstantinopel. Setiap malam-malamnya dilalui dengan doa dan sujud memohon pertolongan Allah.
Setelah upaya mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah Swt., Al-Fatih mengoptimalkan ikhtiar dengan membuat strategi luar biasa yang tak terbayangkan.
Strategi Ketiga, Membangun benteng kembar di Selat Bosporus. Di tepi selat Bosporus, di bagian wilayah Otoman, Anatolia (asia kecil) dibangun benteng Anadolu Hisari oleh Sultan Beyazid I (buyut Al-Fatih) untuk pertahanan dari serangan Byzantium. Pada tahun 1452, Sultan Al-Fatih, membangun di sisi satunya, di wilayah Eropa, benteng Rumeli Hisari. Sehingga benteng itu seperti kembar yang saling berhadapan, menjaga selat Bosporus.
Pembangunan benteng itu sangat dikhawatirkan oleh pihak Byzantium, Kaisar sudah bisa membaca betapa dirugikannya mereka dengan pembangunan benteng itu. Al-Fatih terus melakukan pembangunan benteng tersebut, dan hanya memerlukan waktu 4 bulan saja untuk menyelesaikan pembangunan benteng Rumeli Hiseri.
Adapun tujuannya adalah : pertama, mengantisipasi pengiriman senjata dari luar untuk keperlun perang KOnstantinopel. Kedua, memotong jalur logistic yang menjadi modal dan perbekalan peperangan. Ketiga, menjaga bala bantuan masuk ke KOnstantinopel. Keempat, mengkontrol arus lalu lintas di selat Bosporus.
Untuk keperluan itu, di kedua benteng itu dipasang Meriam ke arah selat dengan daya jangkau tembakan yang sangat akurat. Strategi pembanguinan benteng Rumeli Hiseri ini benar-benar persiapan sangat tepat untuk memulai perang panjang untuk menaklukan KOnstantinopel.
Strategi Keempat, Memperkuat Pasukan Laut. KOnstantinopel ada kota benteng yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan laut. Maka pasukan-pasukan yang pernah menyerangnya juga melalui jalur laut ini. Untuk itulah, Sultan Muhamad Al-Fatih mempersiapkan 400 kapal perang untuk menaklukkan KOnstantinopel.
Strategi Kelima, Mengumpulkan para Ulama dan para ahli dari beragam ilmu. Untuk menyiapkan penyerangan besar ke KOnstantinopel, dibutuhkan dukungan dari semua pihak dan kebutuhan biaya yang tidak sedikit. Termasuk kebutuhan akan sumbang saran dari berbagai kalangan dengan kemampuan ilmu yang berbeda-beda.
Strategi Keenam, Mempelajari secara detail peta benteng KOnstantinopel. Untuk keperluan itu Al-Fatih mengirim beberapa mata-mata masuk ke benteng untuk bisa menggambarkan keadaan benteng secara detail. Sehingga bisa ditetapkan bagian mana yang pertahannnya lemah, sisi mana terletak gudang amunisi, sebelah mana logistic dan seterusnya.
Strategi Ketujuh, Memanfaatkan fenomena alam. Peperagan yang tengah direncanakan adalah peperangan besar dengan kekuatan tak tertandingi. Untuk itu segala bekal dan kekuatan dikerahkan, termasuk kekuatan ilmu pengetahuan. Diantaranya kemampuan para ulama Utsmani memperkirakan akan terjadinya gerhana bulan. Fenomena ilmuah itu ditanggapi rakyat Byzantium yang masih sangat kental dengan khurafatnya dengan ketakutan luar biasa. Mereka percaya itu sebagai pertanda kekalahan mereka atas tentara Turki Utsmani. Dalam kondisi seperti itulah Al-Fatih melakukan penyerangan.
Strategi Kedelapan, Mempelajari dan mengikutipeta perkembangan Negara-negara Eropa. Hal itu untuk mengetahui sejauh mana keberpihakan mereka ke Byzantium. Beberpa Negara diikat perjanjian damai, agar tidak membantu Byzantium saat diserang. Hal itupun agar mudah membaca pergerakan bantuan dari luar saat penyerangan ke KOnstantinopel dilakukan.
To be continued...