Jiwa Penakluk
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial, Founder Al-Fatih Foundation. “Menaklukkan KOnstantinopel adalah sebuah kemustahilan.” Bahasa logika...
https://alfatihschool.blogspot.com/2015/03/jiwa-penakluk.html
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial, Founder Al-Fatih Foundation.
“Menaklukkan KOnstantinopel adalah sebuah kemustahilan.” Bahasa logika itu sudah tertanam sejak berabad lamanya. Bukan cuma kalimat, upaya penaklukan-pun sudah beberapa kali dilakukan oleh beragam bangsa, dan berahir gatot alias gagal total. Dan berlalu waktu yang lama, realita itu terpampang di pentas zaman. Maka lahirlah makna yangsangat mashur saat itu, the City withperfect defense.
Nun di seberang selat yang sempit, seorang bocah kecil sedang berdiri di ketinggian, menyipitkan matanya memandang ke seberang menembus kabut dan awan Bosporus. Tampak samar menara Aya Sophia yang megah. Itulah panggilan jiwa ksatrianya yang selalu bergelora, yang sudah menggumpal menjadi misi hidupnya, antara keyakinan atas keimanan yang kokoh dan pribadinya yang terbentuk sempurna dengan ilmu dan akhlak, sehingga sesuatu yang dianggap mustahil, tidak bagi bocah spesiali ini, keyakinan atas sebuah nubuwwah bahwa menaklukan KOnstantinopel adalah mungkin, meski tidak mudah.
Takdir terus mengantarkan langkah bocah kecil itu bertumbuh dan berkembang hingga matang. Saat usianya masih sangat belia, 21 tahun. Kematangan itu terukur dengan keberhasilannya menaklukan KOnstantinopel yang melegenda itu. Karena seperti ramalan Baginda Nabi SAW, KOnstantinopel hanya akan ditaklukkan oleh seorang panglima yang matang, terbaik diantara yang ada dimuka bumi. Dan pasukannya, adalah pasukan terbaik yang menyertainya.
Meski Muhammad, nama bocah kecil itu, tumbuh dan berkembang di lingkungan istana dari Dinasti Turki Utsmani, namun hal itu tak membuatnya manja. Bahkan mampu menembus batas dengan prestasi luar biasa. Usia 8 tahun ia sudah hafal Al-Quran keseluruhannya. Sejak baligh tak putus sholat tahajud dan rawatib. Sangat menyukai ilmu, terutama Tafsir, Al-Hadits, sejarah dan bahasa. Sejarah Islam dan Eropa dilahapnya. Menguasai 7 bahasa : Arab, Turki, Persia, Yunani, Latin, Perancis, dan Serbia. Menguasai beberapa bidang ilmu baik diniyah maupun kauniyah. Tangkas berkuda, mahir menggunaan senjata dan ahli strategi perang . Ia juga menguasai ilmu pemerintahan.
Kita berhenti sejenak di sini. Rehat sambil merenung dan bertafakur, bagaimana muwashofat seorang pemimpin semestinya. Dan menjadi terjawab, mengapa negri ini begitu menyedihkan…
Subhanalah ....
BalasHapus