Kekuatan Visi
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial , Founder Al-Fatih Foundation. “Bahwa Konstantinopel akan ditaklukan (oleh kaum muslimin), dimana pa...
https://alfatihschool.blogspot.com/2015/03/kekuatan-visi.html
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial, Founder Al-Fatih Foundation.
“Bahwa Konstantinopel akan ditaklukan (oleh kaum muslimin), dimana panglimanya adalah sebaik-baik panglima dan pasukannya juga sebaik-baik pasukan.
(HR. Imam Ahmad)
Diantara keunikan karakter syariat Islam adalah, memberi visi jauh ke depan bagi pemeluknya untuk menguasai dan memakmurkan bumi. Betapa banyak ayat yang menegaskan masalah ini. Tentang masa depan umat Islam yang berjaya. Dan hadits Nabi SAW pun tak kalah banyak pula. Hadits Nubuwah atau prediksi masa depan yang pasti terjadi banyak disabdakan Nabi SAW. Seperti hadits di atas tentang keruntuhan Konstantinopel sebagai pusat Romawi Timur.
Memahami sebuah visi memang butuh sedikit sentuhan imajinasi. Dalama bahasa kita lebih asik disebut iman atau keimanan. Maksudnya, di antara karakter sebuah visi memang harus berorientasi ke masa depan, bukan mengukur dengan kondisi saat ini. Bagi sebagian orang visi jadi tidak beda dengan pengkhayal bahkan pembual. Nah, keimanan itulah yang menjadi pembeda. Keimanan itulah yang membuat para sahabat percaya dengan visi (prediksi masa depan) umat Islam. Yang secara logika mereka saat itu sangat tidak mungkin terjadi.
Saat perang Khandak, saat semua kekuatan kafirin mengepung Madinah, saat sebagian sahabat merasa tak ada jalan keluar.. Nabi memberi penguatan dengan hadits nubuwahnya, bahwa mereka akan menang, bahkan akan menaklukan Romawi dan Persia. Cobalah tumbuhkan imajinasi kita sedikit saja, dalam kondisi ketakutan, kekurangan dan terkepung, Nabi bicara tentang masa depan, tentang keruntuhan Romawi dan Persia. Logika manusia materi akan berkata, jangankan menaklukan Romawi dan Persia, di kepung pasukan berkuda saja sudah tak berdaya. Itulah kata-kata para munafikun (orang-orang munafik).
Muhammad Al-Fatih, khalifah ke-7 daulah Turki Utsmani, sudah memasukan dalam aliran darahnya sejak masa kanak-kanak, bahwa visi menaklukan KOnstantinopel adalah final. Mengukur betapa hebat, kuat dan moderennya kota benteng yang bernama KOnstantinopel itu tidak membuatnya surut. Berapa banyak pasukan yang gagal tak membuatnya takut. Ia pancangkan semakin kokoh bahwa visinya untuk menaklukan KOnstantinopel bisa terwujud karena keyakinan. Maka lahirlah ide-ide unik nan dahsyat. Meluncurlah kreativitas tanpa batas. Dan azzam yang berubah menjadi energi tak putus-putus. Buahnya, perjuangan panjang nan berat itu mendapat hasil manis berkuah madu, KOnstantinopel takluk. Hasil yang sebelumnya tak pernah orang berpikir bisa terjadi.
Maka jangan pernah membuat visi hidup yang biasa-biasa saja. Dia harus harus hebat, harus berorientasi ke masa depan, jangan mengukurnya dengan kondisi saat ini. Karena sekarang kita masih lemah dan banyak kekurangan. Maka merubah cara berpikir adalah kunci, bagaimana kekuatan hebat umat ini bisa kita wujudkan.
Membangun peradaban adalah misi besar kita. Peradaban yang Islami tentu saja. Jangan buang visi keren itu, jangan takut dengan visi hebat itu, karena hanya orang hebat yang mempunyai misi hebat. Dan orang biasa hanya akan membuat visi biasa saja, memilih sisi paling pinggir untuk bekerja. Tapi kita memilih front terdepan. Lagian, kita lama kita menolak menjadi orang biasa-biasa saja, yang visinya biasa-biasa saja. Allah Swt. yang menyuruh kita begitu.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia...." (QS. Ali Imran : 110)
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran : 139)