Konstantinopel
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial , Founder Al-Fatih Foundation. Mengapa KOnstantinopel Penting untuk ditaklukkan Kira-kira apa yang...
https://alfatihschool.blogspot.com/2015/03/konstantinopel.html
Oleh : Ust. H. Dwi Fahrial, Founder Al-Fatih Foundation.
Mengapa KOnstantinopel Penting untuk ditaklukkan
Mengapa KOnstantinopel Penting untuk ditaklukkan
Kira-kira apa yang ada dalam benak para sahabat Rasulullah SAW. saat mendengar akan takluknya KOnstantinopel? Dan mengapa nama KOnstantinopel yang disebut? Dua pertanyaan itu menarik untuk saya dikunyah-kunyah sebagai proses pelemasan memori yang mulai lamban. Tidak perlu terlalu serius menjawabnya, meski bisa berpotensi rumit berbelit-belit dengan beragam menu analisisnya. Saya hanya mencoba menyelami sendiri seciduk ma'rifah yang tersisa terseret usia.
Takdir umat ini adalah sebagai pemenang. Dan syarat menjadi pemenang adalah ; memimpin dan visioner atau ‘mengetahui’ masa depan. Ini lah satu kunci rahasia, mengapa da'wah Islam begitu cepat menyebar dan diterima. Dan peradaban Islam tumbuh berkembang sedemikian masif dan konstruktif. Kondisi yang sangat kondusif itu membuat banyak sekali lompatan kebaikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan personal maupun komunal. Menjadi berubah cepat berganti kulit dari kelompok tertinggal, liar dan jahiliyah menjadi orang terpelajar, beradab dan memimpin. Dari pribadi dan bangsa biasa saja menjadi pribadi dan bangsa luar biasa.
Jika dipreteli kata memimpin dan visioner akan mempunyai turunan-turunan yang saling mengait. Bisa saja dari kata memimpin terlahir nilai-nilai belajar, berjuang, berstrategi, berkorban, dan seterusnya. Lalu visioner menurunkan nilai-nilai keyakinan, optimisme, perencanaan, pembelajaran, analisa dan seterusnya. Dan akumulasi semua nilai-nilai langit itu menjadi ledakan dahsyat potensi yang ada dalam tubuh umat ini menjadi perubahan ‘tak terkendali’ dalam mental, spiritual, intelektual maupun sosial.
Kembali ke dua pertanyaan di atas, kondisi para sahabat Nabi SAW saat mendengar berita akan jatuhnya KOnstantinopel saya yakin biasa-biasa saja. Maksudnya mereka sangat percaya dan sangat yakin hal itu pasti akan terjadi. Mengapa biasa-biasa saja..? Karena mereka sudah mempercayai janji yang lebih ’mustahil’ dari itu. Karena mereka telah sangat menyakini akan terjadinya hari hari kiamat, jiwa akan dibangkitkan, terjadinya perhitungan amal, adanya mizan, sirath, dan penghakiman sejati. Lalu mereka akan abadi di surga yang penuh kenikmatan, dimana mata tak mampu menerjemahkan, telinga tak bisa mendefinisikan dan nalar tak bisa lagi menjelaskan segala kenikmatan yang dihidangkan. Mereka sudah meyakini semua itu, apalagi sekedar akan jatuhnya KOnstantinopel.
Lalu mengapa KOnstantinopel yang disebut oleh Nabi SAW, karena ; pertama, KOnstantinopel adalah ibukota Byzantium Romawi. Satu dari dua kota Nasrani yang menjadi seteru kaum Muslimin saat itu. Roma di Barat dan KOnstantinopel di Timur. Dua kota itu adalah simbol penguasa dan negara yang menjadi super power tak terkalahkan. dengan penyebutan KOnstantinopel sebagai pihak yang akan dikalahkan, Nabi SAW. sudah menanamkan nilai optimisme dan rasa percaya diri yang tinggi tentang sebuah kemenangan. Kedua, KOnstantinopel juga mewakili pusat kekuatan spiritual atau simbul agama. Dalam sejarah, pertentangan agama menjadi tak terpisahkan dengan kekuasan. Dengan penyebutan kejatuhan KOnstantinopel, Nabi SAW telah menanamkan keyakinan akan kebenaran Islam bagi para sahabat-sahabatnya ra. Ketiga, KOnstantinopel adalah simbul kekuatan militer tercanggih. Jika Islam mempunyai visi menjadi memimpin, maka syaratnya harus ‘mengalahkan‘ pihak terkuat yang berkuasa saat itu. Dan terakhir, KOnstantinopel adalah gerbang Eropa. Dengan takluknya gerbang itu, kejatuhan Eropa hanya menunggu waktu saja.
Sejarah mencatat, setelah Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukan KOnstantinopel, Beliau membawa tentaranya menuju Roma. Kota lain yang diisyaratkan Nabi SAW. yang juga akan ditaklukan. Ketakutan sudah menjalari nadi Eropa, mereka sudah pasrah menghadapi akhir usianya dalam taklukkan Islam. Namun takdir menentukan lain, beliau sakit dan wafat. Pasukan ditarik mundur dan tertundalah jatuhnya Roma saat itu.
Allah sengaja menyisakan Roma dalam rentang sejarah selanjutnya, agar umat ini tetap mempunya visi penaklukan dan selalu bergairah dalam berjuang dan membuat perencanaan ke depan.
Seperti saya sebut di atas, saya hanya mencoba menyelam sendiri, dan ada butir-butir sederhana yang saya dapat. Pastinya masih banyak lagi butir-butir lain yang berserakan di semesta ilmu dan ma'rifah kita. Wallahu a'lam bisshawab.
Dago, 8 maret 2015